Fasilitas Navigasi jenis ini yang
terpasang dalam stasiun NDB di darat, memancarkan informasi dalam bentuk sinyal
radio kesegala arah (Non Directional). Sinyal ini akan diterima oleh pesawat
terbang yang dilengkapi dengan loop antenna sehingga penerbang dapat menentukan
posisinya (azimuth) menuju stasiun tersebut. Pemancar ini biasanya beroperasi
pada frekuensi 200 sampai 415 KHz dan secara terus menerus memancarkan
frekuensi pembawa dengan modulasi 1020 Hz, untuk identifikasi ( tanda pengenal
stasiun tersebut). Identifikasi ini dipancarkan berupa suatu kelompok kode
morse yang terdiri dari 2-3 huruf dan dikirimkan dengan kecepatan rata-rata 7
kata per menit.
A. Klasifikasi NDB
Di Indonesia terpasang beberapa
jenis NDB dengan kekuatan pancar yang berbeda disesuaikan dengan persyaratan
operasi bandara tersebut. Makin besar kekuatan pancaran NDB, makin besar
cakupan dari NDB tersebut.
a. Low
range/ Power. Daerah cakupan/coverage range 50 NM – 100 NM (Nautical Miles =
1,853 km), dengan daya pancar/output power antara 50 – 100 Watt
b. Medium
Range/ Power. Daerah cakupan/coverage range 100 NM – 150 NM, dengan daya pancar
output Power antara 500 – 1000 Watt.
c. High
Range/ Power. Daerah cakupan/coverage range 150 NM – 300 NM, dengan daya
pancar/ Output Power antara 2000 – 3000 Watt.
B. Fungsi dan Kegunaan NDB
NDB mempunyai
beberapa macam fungsi kegunaan, yaitu :
a. Homing
Stasiun
NDB diletakkan pada daerah bandara sehingga dengan memanfaatkannya, pesawat
terbang akan dapat dikendalikan menuju bandara tersebut. Jadi sifatnya adalah
untuk menunjukkan pada pesawat ke arah mana bandara tersebut berada.
b. En-route
Disini
NDB tidak dipasang pada daerah bandara yang dituju, melainkan pada suatu
tempat/check point tertentu sepanjang jalur penerbangan (airways). Misalnya,
pesawat akan akan terbang dari suatu banddara A menuju bandara B, tetapi oleh
jarak A dan B melampaui jarak jangkau NDB sehingga ada daearah kosong, maka
perlu dipasang NDB satu lagi diantara A dan B sehingga tidak terdapat lagi
daerah kosong. Dengan demikian NDB C inilah yang akan digunakan sebagai Enroute
untuk membantu pesawat dari A menuju B.
c. Holding
Setelah
pesawat berada di atas bandara dan menunggu saat mendarat, penerbang harus
menunggu petunjuk lebih lanjut dari Pengatur Lalu Lintas Udara/ATC, apak ia
diperkenankan segera mendarat atau tidak. Seandainya lalu lintas penerbangan
ramai, sehingga perlu menunggu giliran, maka biasanya ATC mengharuskan pesawat
untuk berputar-putar pada daerah holding. Dalam prosedur ini ditentukan suatu
titik “fix” pada daerah holding dan ini berupa NDB (atau dapat pula suatu
stasiun navigasi VOR).
d. Locator
Locator
merupakan NDB Low Power yang ditempatkan diperpanjangan garis tengah landasan
guna membantu menunjukkan kepada penerbang pada saat pendekatan/approach letak
garis tengah landasan yang diperlukan untuk pendaratan.
2. VERY HIGH FREQUENCY OMNI RANGE
(V.O.R)
VOR
merupakan alat bantu navigasi jarak sedang, yang bekerja menggunakan frekuensi
radio sangat tinggi (VHF / Very High Frequency), fasilitas VOR memungkinkan pesawat
menuju tujuan dengan memanfaatkan stasiun VOR di darat tanpa tergantung dari
keadaan cuaca (yaitu dengan menggunakan bantuan instrument atau dengan bantuan
autopilot). Berlainan dengan NDB, peralatan VOR yang ada di pesawat terbang
menunjukkan setiap deviasi dalam derajat dari jalur penerbangan yang dipilih,
tidak tergantung dari heading pesawat. Penerbang dapat memanfaatkan stasiun VOR
di darat pada saat tinggal landas dengan memilih jalur penerbangan VOR dan
selanjutnya terbang menuju stasiun VOR lain.
Dengan
stasiun VOR yang diletakkan sedemikian rupa, VOR dapat digunakan untuk menuntun
pesawat menuju bandara.
Posisi
pesawat terbang tiap saat dapat ditentukan oleh penerbang dengan bantuan VOR
dan DME atau dengan menggunakan dua stasiun VOR.
A. Manfaat VOR bagi penerbang
Perlengkapan
penermia VOR di pesawat terbang mempunyai 3 macam fungsi/indikator, yaitu :
a.
Untuk menentukan azimuth, yaitu sudut searah jarum jam antara arah utara dari
stasiun VOR dengan garis yang menghubungkan stasiun tersebut dengan pesawat
terbang.
b.
Untuk menunjukkan deviasi kepada pilot, ya;itu apakah pesawat berada di kiri,
di kanan atau tepat pada jalur penerbangan yang benar/dipilih.
c.
Menunjukkan apakah arah pesawat terbang menuju atau meninggalkan stasiun VOR.
B. Fungsi dan Kegunaan VOR
Seperti
halnya NDB, maka VOR pun dapat dipergunakan dalam beberapa fungsi :
a.
Homing
b.
Enroute
c.
Holding
d.
Locator
C. Kunggulan VOR dibanding NDB
VOR
bekerja pada bidang frekuensi VHF antara 108 sampai 117,95 MHz, sehingga informasi
yang dipancarkannya adalah tidak terganggu oleh keadaan cuaca/static free,
berbeda dengan NDB yang mempergunakan frekuensi rendah /LF.
Data/informasi
navigasi berupa bearing yang diterima di pesawat adalah sama sekali tidak
tergantung dari posisi/heading pesawat terbang seperti pada NDB.
D. VOR di Indonesia
Dewasa
ini di Indonesia telah terpasang dua jenis VOR yaitu CVOR (Conventional VOR)
dan DVOR (Doppler VOR).
Kedua
jenis ini cara kerjanya sedikit berbeda tetapi fungsinya sama. Hanya saja DVOR
mempunyai kelebihan dibanding CVOR karena DVOR lebih teliti/akurasinya tinggi
dan tidak banyak dipengaruhi oleh keadaan medan sehingga persyaratan
penempatannya lebih ringan di banding dengan CVOR.
Sudah
tentu harga DVOR lebih mahal daripada CVOR, tetapi mengingat kondisi terrain di
Indonesia yang berbukit-bukit maka DVOR paling cocok dipakai.
3. DISTANCE MEASURING EQUIPMENT
Fasilitas
DME biasanya dipasang melengkapi VOR untuk memberikan informasi kepada
penerbang tentang jarak pesawat terhadap DME.
Prinsip
kerja DME dapat dijelaskan sebagai berikut :
Sepasang
pulsa dengan panjang pulsa tertentu, dipancarkan dari pesawat terbang (disebut
Interrogator) diterima oleh receiver DME di tanah.
Stasiun
DME (disebut Transponder) secara otomatis kemudian memancarkan kemabali
sepasang pulsa sebagai jawaban ke pesawat terbang tersebut tetapi pada
frejuensi yang berbeda.
Waktu
yang diperlukan antara perjalanan bolak-balik ini kemudian diukur di receiver
DME pesawat terbang, selanjutnya diolah menjadi bentuk jarak (Nautical Miles)
dari pesawat terbang ke stasiun di darat.
DME
bekerja pada bidang Ultra High Frequency (UHF) antara 962 MHz dan 1213 MHz,
sehingga pancarannyapun tidak tergantung dari keadaan cauca/static-free.
A. Fungsi DME
DME
biasanya di pasang pada stasiun VOR untuk melengkapinya (komplementer) sehingga
posisi pesawat terbang secara teliti dapat terus menerus diketahui para
penerbang.
(VOR
memberikan informasi dalam derajat sedangkan DME memberikan informasi jarak
dalam NM, sesuai koordinat polar dalam penenttuan posisi pesawat terbang).
DME
juga dapat dipergunakan pada fasilitas navigasi udara ILS (Instrument landing
System) guna memberikan informasi jarak secara terus menerus/tak terputus
kepada penerbang pada saat pendekatan/pendaratan.
(sumber BKFP - Balai Kalibrasi Fasilitas Penerbangan Indonesia Bandara Budiarto Curug)